Selamat Datang Di Halaman Pariwisata PERJALANAN HARI INI. Kritik dan Saran silahkan kirim ke pandanalas.lampung@gmail.com, Terima Kasih . .

Minggu, 12 Agustus 2012

Keraton Yogyakarta

Merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Walaupun kesultanan tersebut secara resmi telah menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun 1950, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta.
Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas.
Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti di tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan)[4][5]. Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Keraton Yogyakarta.


Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Walaupun kesultanan tersebut secara resmi telah menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun 1950, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas.
Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti di tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.

Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Keraton Yogyakarta.
Sumber : http://djogdja.net/66/keraton-yogyakarta.html

Sabtu, 11 Agustus 2012

Neh Gan Kombinasi perumahan Unik ,Indah dan Top

1. LONDON , houses in a north-eastern
Formasi Rumah terUnik di Dunia
2. SITTINGBOURNE, KENT
3. MEDELLIN, COLOMBIA
Formasi Rumah Unik
4. HONGKONG ,Apartement Building
5. LAS VEGAS, NEVADA
6. MENORCA ,Cala en Porter on the Spanish island
7. WILTSHIRE
8. HONGKONG, w Park Road North in Yuen Long
9. NORWAY ,Snow-covered houses
10. BATH, SOMERSET
11. MENORCA ,Mediterranean island
12. SPAIN ,the Es Migjorn Gran area of the island
13. BUDAPEST , Hungarian
Formasi Rumah Paling Unik di Dunia
Sumber:
http://www.dailymail.co.uk/news/article-2085752/Eye-sky-The-pretty-patterns-housing-developments-world.html
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=12542570
Pepaya
PEPAYA (Carica papaya) adalah tumbuhan serbaguna. Buahnya mengandung zat antioksidan yang tinggi. Termasuk di dalamnya vitamin C, flavonoid, folat, vitamin A, asam panthotenik, mineral, magnesium, vitamin E, kalium, serat, dan vitamin B. Buahnya mengandung enzim yang dapat mencegah pertumbuhan sel kanker payudara. Dan daun dan akarnya bisa digunakan untuk mengatasi berbagai macam penyakit.
Buah pepaya mengandung berbagai jenis enzim, vitamin, dan mineral. Kandungan vitamin A-nya lebih banyak daripada wortel, vitamin C-nya lebih tinggi daripada jeruk. Ia juga kaya akan vitamin B kompleks & vitamin E.
“Kadar protein dalam buah pepaya tidak terlalu tinggi. Hanya 4-6 gr per kg berat buah. Tapi jumlah yang sedikit ini hampir seluruhnya dapat dicerna dan diserap tubuh. Ini disebabkan enzim papain dalam buah pepaya mampu mencerna zat sebanyak 35 kali lebih besar daripada ukurannya sendiri,“ jelas dr Diana Dewi dari European Slimming Center di Jalan Iskandarsyah Raya No.97, Jakarta Selatan.
Buah pepaya mengandung enzim papain. Enzim ini sangat aktif dan mampu mempercepat proses pencernaan protein. Enzim ini dapat memecah makanan yang mengandung protein hingga terbentuk berbagai senyawa asam amino yang bersifat autointoxicaing atau otomatis menghilangkan terbentuknya substansi yang tidak diinginkan akibat pencernaan yang tidak sempurna. “Tekanan darah tinggi, susah buang air besar, radang sendi, epilepsi, dan kencing manis merupakan penyakit-penyakit yang muncul karena proses pencernaan makanan yang tidak sempurna. Papain tidak selalu dapat mencegahnya. Namun setidaknya dapat meminimalkan efek negatif yang muncul. Yang jelas, papain dapat membantu mewujudkan proses pencernaan makanan yang lebih baik,” sambung dr Diana.
Pepaya juga dapat mempercepat pencernaan karbohidrat dan lemak. Enzim papain dapat memecah serat-serat daging sehingga daging lebih mudah dicerna. Tidak heran bila pepaya sering dijadikan bahan pengempuk daging. Kandungan antiseptiknya dapat menjaga alat pencernaan, terutama usus, dari bakteri.

Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Pengunjung

Popular Posts